Mahasiswa STAI Juara Karya Inspirasi Muslimah

Bersama Muslimah Bangun Socio Impact Untuk Disabilitas

Riana Ayu Puspita Sari

Juara 3 Karya Inspirasi Muslimah dalam

Temu Ilmiah Regional Jabodetabek 2019

Di Universitas Trisakti Jakarta

Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan untuk kelangsungan hidupnya. Dan hidup ini tidak lepas dari kegiatan ekonomi, dari kita membuka mata sampai kita menutup mata kembali. Seperti firman Allah dalam Q.S Az-Zukhruf : 32

هُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya;

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.

            Dalam ayat tersebut Allah Subhaanahu wa Ta’aala memberikan pengajaran terhadap kehidupan di dunia ini, mengapa Allah melebihkan sebagian hamba di atas sebagian yang lain di dunia, yaitu agar sebagian dapat dimanfaatkan oleh orang lain dengan bekerja mendapat upah. Jika seandainya manusia semuanya sama kaya, dan sebagiannya tidak membutuhkan yang lain, maka tentu banyak maslahat mereka yang hilang, salah satunya ber muamallah.

            Setiap manusia telah Allah atur Rezekinya sebelum ia dilahirkan dimuka bumi, Allah cukupkan segala kebutuhan mereka baik si kaya maupun si miskin, sakit maupun sehat, baik yang sempurna fisiknya maupun yang tidak.

            Lalu bagaimana dengan para penyandang disabilitas? Mereka yang berkebutuhan khusus, yang sering kita lihat mereka meminta-minta di jalanan, tidak punya rumah maupun pekerjaan yang memberi mereka upah tetap. Tercatat dari data Dinas Sosial (Dinsos) kota bekasi, ± ada 800 warga penyandang disabilitas, yang sebagian besar dengan angka perekonomian kelas menengah kebawah. Kebutuhan yang terus menerus mendesak mereka untuk tetap hidup, sedangkan banyak lapangan pekerjaan namun tidak mau menerima mereka, menjadikan mereka terpaksa harus mengemis, meminta-minta, menjadi pemulung, adapun mereka yang menjadi Tunawisma dijalanan.

            Hal tersebut menggugah hati kami dari DKM Masjid Al-Kautsar PT. Toyota Denso Compressor Indonesia (TACI) untuk membuka donasi bagi mereka. Dan dari  semua donasi yang terkumpul oleh semua karyawan PT. TACI kami memberikan sumbangan berupa kursi roda, makanan, pakaian kepada mereka yang membutuhkan. Hampir 2 tahun program ini berjalan yang alhamdulillah dari respon rekan – rekan kerja kami sangat baik dan mensupport kegiatan ini. Di  usung dari Ide ketua Keputrian kami “saudari Mugi Rahayu”, kami memutuskan untuk membuka usaha khusus bagi penyandang disabilitas. Alhamdulillah pertama kali kita sampaikan kepada mereka (penyandang disabilitas), disambut gembira oleh mereka, dengan antusias mereka yang tinggi untuk bisa bekerja dan bisa menopang perekonomian mereka yang lebih baik. Hal tersebut membuat kami semakin semangat untuk meluruskan niat kami untuk bisa membangun Socio Impact bagi mereka.

            Pada bulan Juli 2018 kami memutuskan untuk membuka usaha untuk disabilitas. Usaha yang kami bangun dari modal yang kami kumpulkan dari setiap anggota keputrian (132 anggota), yang alhamdulillah dari modal awal tersebut kami bisa membeli mesin jahit portable 3 pcs serta peralatan jahit lainnya. Sekarang ini ada 11 orang penyandang disabilitas yang bekerja bersama kami, serta 6 Ibu rumah tangga yang ingin bekerja. Kemudian kami namakan usaha ini dengan “Home Disabilitas”, produk yang kami hasilkan antara lain; kaos kaki muslimah,handsock hijab, kerudung segi empat, bandana, dan bros hijab. Dalam sehari mereka dapat menghasilkan produk rata-rata 50 pcs. Sejauh ini kami tidak pernah menargetkan jumlah produksi yang harus mereka buat, karena yang kami kejar bukanlah keuntungan dari banyak sedikit nya produksi, melainkan untuk membuka kesempatan usaha bagi penyandang disabilitas khususnya dan masyarakat kelas menengah kebawah berusaha mencapai GOAL bersama. Dan alhamdulillah sampai pada awal Maret 2019 usaha ini masih terus beroperasi dan berkembang, dengan jumlah pegawai disabilitas yang semakin bertambah. Hal ini tentunya semakin mendorong para disabilitas untuk bisa berkarya meskipun dengan keterbelakangan fisik, dan mereka mampu menunjukan bahwa mereka juga mempunyai nilai produksi yang baik sama halnya dengan manusia yang fisik nya normal.

            Tidak  hanya berdampak bagi penyandang disabilitas, melalui usha ini kami ingin mengajak para Muslimah untuk bisa lebih mandiri, dengan berwirausaha, berdakhwah dan tentunya dapat mempererat ukhuwah sesama muslimah ,agar tidak terus menerus mengharapkan gaji dari perusahaan, melainkan bisa menciptakan pekerjaan sendiri.  Meskipun  sebagian besar dari kami sudah menjadi pegawai tetap PT. TACI, tetapi mereka tetap berkontribusi untuk terus mengembangkan usaha untuk penyandang disabilitas ini.

            Tidak hanya belajar berwirausaha, dengan program ini kami juga menyediakan ruang edukasi bagi penyandang disabilitas yang belum bisa baca tulis dan membaca Qur-an.

            Banyak hal yang dapat saya petik dari kegiatan tersebut, salah satunya, saya pribadi bangga menjadi muslimah. Karena muslimah itu Precious banget. Kenapa ? karena dengan menjadi Muslimah yang Taat, saya lebih mengenal Islam jauh lebih dekat, dan dengan menjadi muslimah yang mandiri melalui socio-preneur menjadikan saya untuk bisa berbagi, ingin terus berkarya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar tanpa mementingkan keuntungan materi pribadi yang didapat, melainkan untuk bisa menghasilkan The Value Of What 1 Create.

RED; Mahasiswa Ekonomi Syariah Riana Ayu Puspita Sari Semester 6

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *